Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Aku adalah Kamu, Kamu adalah Aku : Bagian 1

  Jika kembali tidak bisa, tetap jalanilah jalan yang ada, namun perindah jalannya, nikmati prosesnya. Tidak mudah dan berat, tapi bukan berarti tidak mungkin. Ingatkah kamu pada suatu masa dimana rasanya ingin putus asa tapi kamu memilih untuk memaksa? Memaksa percaya bahwa semua ini belum berakhir, memaksa percaya bahwa kamu bisa, memaksa percaya bahwa Allah ada, Allah menepati janjinya, segala sesuatunya tak mungkin sia-sia. Husnudzon, itu maksudnya. Kilas balik, ingatkah pada suatu masa kamu tidak mampu mengerjakan tugas matematika dan ingin menyerah saja? Kamu menangis karena tak mampu memecahkan soalnya, karena kamu malu dengan teman-temanmu yang hebat semua, kamu malu pada orangtuamu yang sudah rela mengorbankan banyak hal demi pendidikanmu, kamu malu jika gagal dalam ujianmu. Rasanya ingin berhenti saja sebelum semua hal buruk itu terjadi. Tapi disaat yang sama pula, kamu yakin, kalau kamu berusaha, pasti kamu bisa. Hatimu hampa, tapi tetap melangkah. Kau isi hatimu den

Dari Aku Yang Seringkali Lamban

  Tidak segala sesuatu ada jawabannya sekarang. Tidak segala sesuatu membutuhkan jawaban. Tidak selalu baik, mengetahui segala sesuatu. Semua tergantung bagaimana perasaan. Sebagaimana hatimu yang dituntun langsung olehNya, menuntunmu memilih jalan. Sebagaimana aku berpikir, apa maksud dari semuanya yang sama saja, apa maksud dari semua yang berbeda? Ada kalanya hatiku tak terima untuk mengatakan,   iya kita sama, pun iya kita berbeda. Ada kalanya aku tak berani bersuara, hanya karena hatiku merasa ganjal dan karena akalku tak membantu sama sekali perihal keganjalan. Aku memilih diam. Semua hanya perihal kebodohanku dengan segala keterbatasan akal dan pikiran. Kini aku mulai paham, apa yang dimaksud sama dan yang berbeda. Hadirnya seorang ulama kembali membuka pandangan mengenai sebuah penjelasan. Kita sama, semua adalah ciptaan-Nya. Kita berbeda, dalam melakukan penghambaan terhadap-Nya. Tak perlu merasa istimewa karena kita sama saja, pun disisi lain, perlu usaha

Berbicara pada diri sendiri

 Hallo, aku mau ngomong sama diriku sendiri... Hai Lutvi, coba deh intropeksi diri, selama ini gimana kamu ke Tuhan ke Allah? Sudah baikkah? Sudah nurutkah? Hmmm, hari ini lumayan sering denger orang bilang, "ya mana yang dulu ya itulah yang diambil". Seketika aku terdiam, mikir lama banget, semudah itukah? Gimana kalau ga cocok? Gimana kalau aku ga suka? Kenapa kesannya serampangan banget? dan banyak banget deniel lain yang muncul, negatif aja gitu, ragu aja gitu. Trus seketika inget, istighfar, astaghfirullah. Kenapa aku harus setakut itu sementara aku punya Allah, hidupku sudah diatur olehNya, padahal aku tinggal meminta kelapangan hati saja semua pasti ringan. Aku tinggal berdoa, "Ya Allah berikan yang terbaik untukku, seandainya yang pertama datang adalah yang baik untukku dan agamaku, pastilah Engkau permudah, namun apabila tidak pun pasti akan Engkau tunjukkan jalan" Hidup kadang sesederhana itu tapi aku yang membuat rumit, lupa akan siapa pemilik hidup ini,